Diet Intermittent Fasting untuk Pemula

intermittent fasting


Diet intermittent fasting untuk pemula. Diet intermitten fasting atau kalau di Indonesia biasa disebut dengan diet OCD memang masih cukup populer sekarang ini. Intermitten fasting merupakan diet yang mengatur periode puasa dan jam makan. Diet ini bisa menawarkan manfaat kesehatan yang signifikan seperti penurunan berat badan, menurunkan risiko diabetes  jika Anda melakukan diet intermiten dengan benar. 

Intermitten fasting sebenarnya bukan sekadar diet. Intermittent fasting merupakan pola makan yang berputar antara periode puasa dan makan. Anda menjadwalkan makanan Anda saat Anda makan. Tapi itu tidak mengubah apa yang Anda makan.

Selama puasa, tubuh Anda menggunakan lemak yang disimpan sendiri untuk energi. Ini terjadi karena penurunan kadar insulin, peningkatan hormon pertumbuhan, dan peningkatan norepinefrin dalam tubuh Anda. Semua perubahan hormon ini menyebabkan tubuh Anda meningkatkan metabolisme, yang dapat membantu penurunan berat badan, pengurangan lemak tubuh, dan peningkatan massa otot.
Pada waktu 12 jam puasa, tubuh Anda memasuki kondisi pembakaran lemak. 

Intermiten dapat membantu Anda menurunkan berat badan dan lemak perut tanpa membatasi asupan kalori. Itu juga bisa menurunkan gula darah, mengurangi resistensi insulin, menurunkan kolesterol LDL jahat yang melindungi terhadap diabetes tipe 2, dan mencegah penyakit jantung. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat mengurangi peradangan dan mencegah penyakit kronis.

Diet intermittent ini sebenarnya sangat fleksibel; Anda bisa memilih hari mana Anda berpuasa dan berapa jam Anda ingin berpuasa. Disarankan untuk memulai dengan perlahan dan meningkatkan interval puasa yang lebih lama. Cara termudah yang dilakukan banyak orang adalah dengan memasukkan waktu tidur ke dalam waktu berpuasa selama 16 jam. Melansir Medical News Today, beberapa ahli menyarankan untuk menyelesaikan konsumsi makanan di sore hari. Pasalnya, metabolisme akan melambat setelah sore hari.

Ada banyak cara untuk melakukan puasa intermiten yang semuanya didasarkan pada pengaturan waktu makan yang teratur dan puasa. Ini bekerja dengan memperpanjang periode puasa ketika tubuh Anda telah membakar kalori yang dikonsumsi selama makan terakhir Anda dan mulai memecah lemak dan membakar kalori.

Lima tahap Intermittent Fasting

Tahap 1 – Ketosis dan ketosis berat: Anda telah memasuki kondisi metabolisme yang disebut “ketosis” dalam 12 jam sehingga tubuh Anda mulai memecah dan membakar lemak. Dan, Anda telah mengaktifkan mode pembakaran lemak yang disebut "ketosis berat" selama 18 jam.
Tahap 2 – Autophagy: Sel-sel tubuh Anda mendaur ulang komponen lama dan memecah protein yang salah lipat dalam waktu 24 jam, yang disebut “autophagy”.
Tahap 3 – Hormon pertumbuhan: Tingkat hormon pertumbuhan Anda hingga lima kali lipat ketika Anda memulai puasa intermiten selama 48 jam tanpa kalori atau dengan sangat sedikit kalori.
Tahap 4 – Pengurangan insulin: Insulin Anda telah menurun ke titik level terendah dan Anda menjadi sensitif terhadap insulin selama 54 jam.
Tahap 5 – Peremajaan sel kekebalan: Tubuh Anda memecah sel-sel kekebalan lama dan menghasilkan yang baru dalam 72 jam.

Berikut adalah beberapa metode intermittent fasting yang populer:

Metode 16/8
Metode 16/8 juga disebut sebagai protokol “Leangains”, yang mengharuskan melewatkan waktu sarapan dan membatasi waktu makan harian menjadi 8 jam. Misalnya seperti anak hanya boleh makan dari jam 1 siang hingga jam 9 malam. Kemudian harus berpuasa selama 16 jam kedepan.
Eat-Stop-Eat
Metode ini mungkin terdengar sulit karena mengharuskan remaja harus berpuasa selama 24 jam, sekali atau dua kali seminggu. Misalnya anak baru mengonsumsi makanan di malam hari, lalu ia berhenti makan dan baru boleh makan di malam hari keesokan harinya. Namun, remaja dapat melatihnya, dengan tidak langsung memulai puasa selama 24 jam sekaligus.
Diet 5: 2
Dengan metode ini, anak hanya boleh mengonsumsi 500–600 kalori setiap makan, namun metode ini hanya dilakukan dua hari yang tidak berturut-turut dalam seminggu. Kemudian anak bisa makan secara normal selama 5 hari lainnya.

Dengan mengurangi asupan kalori, semua metode ini akan membantu remaja dalam menurunkan berat badan, selama anak tidak makan lebih banyak ketika periode makan. Metode 16/8 menjadi paling populer karena paling sederhana, paling berkelanjutan, dan paling mudah diterapkan.

Kiat Tambahan:

Pastikan Anda tidak mengurangi asupan kalori untuk hari itu. Anda masih harus mendapatkan jumlah kalori yang disarankan di jendela Anda yang lebih pendek.
Minum air! Tidak apa-apa minum kopi atau teh hitam selama jendela puasa Anda, tetapi Anda tetap harus minum banyak air agar tetap terhidrasi.

  • Cobalah mengikuti diet rendah karbohidrat sehingga tubuh Anda akan membakar lebih banyak lemak yang tersimpan.
  • Puasa tidak dianjurkan untuk: orang dengan riwayat gangguan makan; wanita yang sedang hamil atau menyusui; orang di bawah usia 18 tahun.
  • Pada akhirnya, tidak ada satu ukuran yang cocok untuk semua solusi nutrisi. Anda harus fokus pada apa yang terbaik bagi tubuh Anda untuk menjalani gaya hidup sehat. Sekali lagi, jika ingin memutuskan untuk memilih diet ini, konsultasikan terlebih dahulu dengan ahli gizi atau dokter Anda.
Selamat mencoba dan semoga berhasil!

Post a Comment

0 Comments